Pusat
perbelanjaan di Indonesia sekarang ini semakin subur dengan barang – barang
impor dari negara lain, seperti Cina, Amerika, Jepang, dan lain – lain.
Seharusnya kita gembira melihat kenyataan ini karena berarti perekonomian kita
tumbuh sangat pesat. Tapi apakah kita pantas bersuka cita?
Sayangnya,
menjamurnya barang – barang impor tersebut belum dibarengi dengan pertumbuhan
sektor produksi, sektor yang seharusnya mengisi barang – barang di mal, pusat
perbelanjaan, dan pusat perkulakan. Kenyataannya, industri yang memproduksi
beberapa jenis barang justru tenggelam. Contohnya adalah industri mainan anak
dan tekstil. Barang – barang impor untuk produk tersebut “menjajah” negeri ini.
Hal
ini dapat kita lihat di Pasar Tanah Abang Jakarta misalnya. Sebelumnya kita
lihat pasar itu merupakan pusat penjualan terbesar untuk produk tekstil
produksi dalam negeri. Akan tetapi, kini pasar itu menjual lebih banyak tekstil
impor. Beraneka jenis tekstil impor untuk kelas bawah hingga kalangan atas
tersedia di Pasar Tanah Abang.
Ternyata,
barang – barang impor tidak hanya mengancam industri tekstil dan mainan anak
saja. Industri makanan dan minuman juga terancam. Saat ini produk makanan dan
minuman asing sangat mudah kita temukan di berbagai toko swalayan. Sangat sedih
memang bila kita lihat kenyataan tersebut. Barang – barang impor akan
menjatuhkan produk – produk dalam negeri. Padahal kualitas barang tersebut
belum tentu bagus, malahan sebaliknya produk negeri sendiri yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar