Rabu, 04 Januari 2012

Pembangunan Koperasi

Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang (di Indonesia ) 
Kendala yang dihadapi masyarakat :
   1. Perbedaan pendapat masayarakat mengenai Koperasi
   2. Cara mengatasi perbedaan pendapat tersebut dengan menciptakan 3 kondisi yaitu:
       a. Koqnisi
       b. Apeksi
       c. Psikomotor
   3. Masa Implementasi UU No.12 Tahun 1967
       Tahapan membangun Koperasi :
       a. Ofisialisasi
       b. De-ofisialisasi
       c. Otonomisasi
   4. Misi UU No.25 Tahun 1992  merupakan gerakan ekonomi rakyat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur berlandaskan Pancasila dan UUD1945

Tahapan Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang Menurut A. Hanel, 1989
Tahap I    : Pemerintah mendukung perintisan pembentukan organisasi koperasi.
Tahap II   : Melepaskan ketergantungan kepada sponsor dan pengawasan teknis, manajemen dan keuangan secara langsung dari pemerintah dan atau organisasi yang  dikendalikan oleh pemerintah.
Tahap III  : Perkembangan koperasi sebagai organisasi koperasi yang mandiri.

sumber : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/pembangunan-koperasi

www.gunadarma.ac.id

Peranan Koperasi

Peranan Koperasi di Berbagai Keadaan Persaingan


Berdasarkan sifat dan bentuknya, pasar diklasifikasikan menjadi 2 macam :
1.  Pasar dengan persaingan sempurna (perfect competitive market).
2.  Pasar dengan persaingan tak sempurna (imperfect competitive market) , yaitu 
     -  Monopoli,
     -  Persaingan Monopolistik (monopolistik competition), dan
     -  OligopolI


Koperasi dalam Persaingan Sempurna
    Suatu pasar disebut bersaing sempurna jika terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga tidak ada satu pun dari mereka dapat mempengaruhi harga yang berlaku, barang dan jasa yang dijual di pasar adalah homogen, terdapat mobilitas sumber daya yang sempurna, setiap produsen maupun konsumen mempunyai kebebasan untuk keluar-masuk pasar; setiap produsen maupun konsumen mempunyai informasi yang sempurna tentang keadaan pasar meliputi perubahan harga, kuantitas dan kualitas barang dan informasi lainnya, tidak ada biaya atau manfaat eksternal berhubungan dengan barang dan jasa yang dijual di pasar.
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
- Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak
- Produk yang dijual perusahaan adalah sejenis (homogen)
- Perusahaan bebas untuk mesuk dan keluar
- Para pembeli dan penjual memiliki informasi  yang sempurna


Koperasi dalam Pasar Monopolistik
    Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein,menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”.
Ciri-cirinya :
-  Banyak pejual atau pengusaha dari suatu produk yang beragam
-  Produk yang dihasilkan tidak homogen
-  Ada produk substitusinya
-  Keluar atau masuk ke industri relatif mudah
-  Harga produk tidak sama disemua pasar, tetapi berbeda-beda sesuai dengan keinginan penjualnya


Koperasi dalam Monopsoni
    Monopsoni adalah kebalikan dari monopoli, yaitu di mana hanya terdapat satu pembeli saja yang membeli produk yang dihasilkan.


Koperasi dalam Pasar Oligopoli
    Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Dua strategi dasar untuk Koperasi dalam pasar oligopoli yaitu strategi harga dan nonharga
Jenis-jenis pasar Oligopoli:
1. Pasar oligopoly murni.
    Barang yang diperdagangkan sama fisiknya (identik), hanya berbeda merknya saja.
2. Pasar oligopoly dengan pembedaan (differentiated oligopoly).
    Barang yang diperdagangkan dapat dibedakan. Perusahaan mengeluarkan beberapa produk untuk piihan konsumen.
Ciri-ciri pasar Oligopoli:

1. Terdapat banyak pembeli di pasar.

2. Hanya ada beberapa perusahaan(penjual) yang menguasai pasar.
3. Umumnya adalah penjual-penjual (perusahaan) besar yang memiliki modal besar saja (konglomerasi).

Koperasi dengan Biaya Tinggi Dalam Suatu Pasar Oligopoli
Koperasi dengan Kemampuan Sama di Pasar Oligopoli
*  Penawaran Harga yang bersifat Predator
*  Price Leadership :
    - Price Leadership oleh Perusahaan dengan Biaya  Terendah
Skala Ekonomis sebagai Rintangan untuk Memasuki Pasar Oligopoli
Sumber : Bab 11. PERANAN KOPERASI ahim.staff.gunadarma.ac.id/…/EKOP-+Bab+11.+PERANAN+KOPERASI.ppt –
www.gunadarma.ac.id

Evaluasi Keberhasilan Koperasi Dilihat Dari Sisi Perusahaan

1. Efisiensi Perusahaan Koperasi
      Tidak dapat di pungkiri bahwa koperasi adalah badan usaha yang  kelahirannya di landasi oleh fikiran sebagai usaha kumpulan orangorang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota.
      • Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau di perolehnya manfaat ekonomi.
      • Efesiensi adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input  realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is < Ia di sebut (Efisien)
     Di hubungkan dengan waktu terjadinya transaksi di perolehnya manfaat ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua jenis manfaat ekonomi yaitu :
    (1) Manfaat ekonomi langsung (MEL)
    (2) Manfaat ekonomi tidak langsung (METL)
    MEL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya.
    METL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan/pertanggungjawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan SHU anggota.
    • Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota dapat di hitung dengan cara sebagai berikut:
      TME = MEL + METL
      MEN = (MEL + METL) – BA
    • Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha (multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat di hitung dengan cara sebagai berikut :
      MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPU
      METL = SHUa
Efisiensi Perusahaan / Badan Usaha Koperasi
    1. Tingkat efisiensi biaya pelayanan BU ke anggota (TEBP) = Realisasi Biaya pelayanan Anggaran biaya pelayanan = Jika TEBP < 1 berarti efisien biaya pelayanan BU ke anggota
    2. Tingkat efisiensi biaya usaha ke bukan anggota (TEBU) = Realisasi biaya usaha Anggaran biaya usaha
Jika TEBU < 1 berarti efisien biaya usaha

2. Efektivitas Koperasi
      Efektivitas adalah pencapaian target output yang di ukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau sungguhnya (Os), jika Os > Oa di sebut efektif.
      Rumus perhitungan Efektivitas koperasi (EvK) :
      EvK= Realisasi SHUk + Realisasi MEL Anggaran SHUk + Anggaran MEL = Jika EvK >1, berarti efektif

3. Produktivitas Koperasi
      Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika (O>1) di sebut produktif.
      Rumus perhitungan Produktivitas Perusahaan Koperasi
      PPK   = SHUk x 100 %
      (1) Modal koperasi PPK = Laba bersih dr usaha dgn non anggota x 100%
      (2) Modal koperasi

      (1) Setiap Rp.1,00 Modal koperasi menghasilkan SHU  sebesar Rp…..
      (2) Setiap Rp.1,00 modal koperasi menghasilkan laba bersih dari usaha dengan non anggota sebesar R...

4. Analisis Laporan Keuangan
      Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Dilihat dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi.
     Laporan keuangan koperasi pada dasarnya tidak berbeda dengan laporan keuangan yang di buat oleh badan usaha lain. Secara umum laporan keuangan keuangan meliputi (1) Neraca, (2)  perhitungan hasil usaha (income statement), (3) Laporan arus kas (cash flow), (4) catatan atas laporan keuangan (5) Laporan
perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan.
     • Adapun perbedaan yang pertama adalah bahwa perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di terima oleh anggota dan bukan anggota.
    • Perbedaan yang kedua ialah bahwa laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi.  Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian kembali. Dalam hal koperasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan.

sumber : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat-dari-sisi-1

www.gunadarma.ac.id

Evaluasi Keberhasilan Koperasi Dilihat dari Sisi Anggota

1. Efek-Efek Ekonomis Koperasi
      Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya, yang  kedudukannya sebagi pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Motivasi ekonomi anggota sebagi pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang  telah di serahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual /pembeli di luar koperasi.
Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi :
1.Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya
2. Jika pelayanan itu di tawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan di banding yang di perolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi.

2. Efek Harga dan Efek Biaya
      Partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara utilitarian  maupun normatif. Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang di maksud
adalah insentif berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan atau di perolehnya harga menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang.
      Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi yang  begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus di bedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang  lebih tajam dalam melihat peranan koperasi dalam pasar yang bersaing.

3. Analisis Hubungan Efek Ekonomis dan Keberhasilan Koperasi
      Dalam badan usaha koperasi, laba (profit) bukanlah satu-satunya yang di kejar oleh manajemen, melainkan juga aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang  di terima oleh anggota. Keberhasilan koperasi di tentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partispasi anggota sangat berhubungan
erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang di dapat oleh anggota tsb.

4. Penyajian dan Analisis Neraca Pelayanan
      Di sebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan koperasi, terutama tantangan - tantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara kontinu di sesuaikan.
     Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya.
     1. Adanya tekanan persaingan dari organisasi lain (terutama organisasi non koperasi).
     2. Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Perubahan kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi produk-produk yang di tawarkan oleh koperasi.
     Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang  sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan pelayanan, koperasi memerlukan informasi-informasi yang datang terutama dari anggota koperasi.

sumber : www.google.co.idEvaluasi Keberhasilan Koperasi Dilihat dari Sisi Anggota

www.gunadarma.ac.id

Permodalan Koperasi

1. Konsep Modal
    • Modal  merupakan sejumlah dana yang  akan digunakan untuk melaksanakan usaha – usaha Koperasi.
       – Modal jangka panjang
       – Modal jangka pendek
    • Koperasi harus mempunyai rencana pembelanjaan yang konsisten

2. Sumber - Sumber Modal  Koperasi
    a. Sumber - Sumber Modal Koperasi (UU  No. 12/1967)
        • Simpanan Pokok
        • Simpanan Wajib
        • Simpanan Sukarela
        • Modal Sendiri
    b. Sumber - Sumber Modal Koperasi (UU  No. 25/1992)
        • Modal sendiri (equity capital)
        • Modal pinjaman ( debt capital)
        Modal sendiri (equity capital) , bersumber dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi/hibah.
        Modal pinjaman ( debt capital), bersumber dari anggota, koperasi lainnya,  bank atau lembaga keuangan lainnya,  penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah.

3. Distribusi Cadangan Koperasi
    • Cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal  sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
    • Sesuai Anggaran Dasar yang menunjuk pada UU  No. 12/1967 menentukan bahwa 25 % dari SHU  yang diperoleh dari usaha anggota disisihkan untuk Cadangan , sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha anggota sebesar 60 % disisihkan untuk Cadangan.
Manfaat Distribusi Cadangan
    • Memenuhi kewajiban tertentu
    • Meningkatkan jumlah operating capital  koperasi
    • Sebagai jaminan untuk kemungkinan – kemungkinan rugi di kemudian hari
    • Perluasan usaha

sumber : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/permodalan-koperasi

www.gunadarma.ac.id

Jenis dan Bentuk Koperasi

1. Jenis Koperasi Menurut PP 60 Tahun 1959
    • Koperasi Desa
    • Koperasi Pertanian
    • Koperasi Peternakan
    • Koperasi Perikanan
    • Koperasi Kerajinan/Industri
    • Koperasi Simpan Pinjam
    • Koperasi Konsumsi
    • Koperasi pemakaian
    • Koperasi penghasil atau Koperasi produksi
    • Koperasi Simpan Pinjam

2. Jenis Koperasi Menurut Teori Klasik
    Konsep Penggolongan Koperasi (Undang – Undang No. 12 /67 pasal 17)
    1. Penjenisan Koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas /kepentingan ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya.
   2. Untuk maksud efisiensi dan ketertiban, guna kepetingan dan perkembangan Koperasi Indonesia, di tiap daerah kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis dan setingkat.

3. Bentuk Koperasi  (Sesuai  PP No. 60  Tahun 1959) Terdapat 4  Bentuk Koperasi , yaitu:
    a. Koperasi Primer
    b. Koperasi Pusat
    c. Koperasi Gabungan
    d. Koperasi Induk
        Dalam hal ini, bentuk Koperasi masih dikaitkan dengan pembagian wilayah administrasi.
    Bentuk Koperasi (Administrasi  Pemerintah PP 60 Tahun 1959)
    • Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa
    • Di tiap Daerah Tingkat II ditumbuhkan Pusat Koperasi
    • Di tiap Daerah Tingkat I ditumbuhkan Gabungan Koperasi
    • Di Ibu Kota ditumbuhkan Induk Koperasi

4. Koperasi Primer & Koperasi Sekunder
    • Koperasi Primer merupakan Koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari orang –orang.
    • Koperasi Sekunder merupakan Koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi koperasi.

sumber : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/jenis-dan-bentuk-koperasi

www.gunadarma.ac.id

Selasa, 03 Januari 2012

Pola Manajemen Koperasi

1. Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi
    • Definisi Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul “ The Cooperative Movement and some of its Problems” yang mengatakan bahwa :  “Cooperation is an economic system with social  content”. Artinya koperasi harus bekerja menurut prinsip - prinsip ekonomi dengan melandaskan pada azasazas koperasi yang mengandung unsur-unsur sosial di dalamnya.
   • Unsur sosial yang terkandung dalam prinsip koperasi lebih menekankan kepada hubungan antar anggota, hubungan anggota dengan pengurus, tentang hak suara, cara pembagian dari sisa hasil usaha dan sebagainya seperti yang dapat kita lihat dalam :
     - Kesamaan derajat yang diwujudkan dalam “one man one vote” dan “no voting by  proxy”.
     - Kesukarelaan dalam keanggotaan
     - Menolong diri sendiri (self help)
     - Persaudaraan/kekeluargaan (fraternity and  unity)
     - Demokrasi yang terlihat dan diwujudkan dalam cara pengelolaan dan pengawasan yang dilakukan oleh anggota.
     - Pembagian sisa hasil usaha proporsional dengan jasa-jasanya.
   • Definisi Manajemen menurut Stoner adalah
     Suatu proses perencanaan,  pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdayasumberdaya organisasi lainnya agar  mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
   • Menurut Prof. Ewell Paul Roy, Ph.D mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4 unsur (perangkat) yaitu:
     a). Anggota
     b). Pengurus
     c). Manajer
     d). Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan
    Sedangkan menurut UU No. 25/1992 yang  termasuk Perangkat Organisasi Koperasi adalah:
     a). Rapat anggota
     b). Pengurus
     c). Pengawas


2. Rapat Anggota
    Setiap anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Seorang anggota berhak menghadiri rapat anggota dan memberikan suara dalam rapat anggota serta mengemukakan pendapat dan saran  kepada pengurus baaik di luar maupun di dalam rapat anggota. Anggota juga harus ikut serta mengadakan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi.
    Anggota secara keseluruhan menjalankan manajemen dalam suatu rapat anggota dengan menetapkan:
    • Anggaran dasar
    • Kebijaksanaan umum serta pelaksanaan keputusan koperasi
    • Pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus dan pengawas
    • Rencana kerja, pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
    • Pembagian SHU
    • Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi


3. Pengurus Koperasi
    Menurut Leon Garayon dan Paul O. Mohn dalam bukunya “The Board of Directions of  Cooperatives” fungsi pengurus adalah:
    • Pusat pengambil keputusan tertinggi
    • Pemberi nasihat
    • Pengawas atau orang yang dapat dipercaya
    • Penjaga berkesinambungannya organisasi
    • Simbol


4. Pengawas
    Tugas pengawas adalah melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi, usaha-usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus,  serta membuat laporan tertulis tentang pemeriksaan.


5. Manajer
    Peranan manajer adalah membuat rencana ke depan sesuai dengan ruang lingkup dan wewenangnya; mengelola sumberdaya secara efisien, memberikan perintah,  bertindak sebagai pemimpin dan mampu melaksanakan kerjasama dengan orang lain  untuk mencapai tujuan organisasi (to get  things done by working with and through  people).
Ropke J ( 1988 ) Teori Tripartiet
Partisipasi Anggota yang efektif dipengaruhi oleh :
1. Kesesuaian antara Output program koperasi dengan kebutuhan dan keinginan ara anggotanya
2. Permintaan anggota dengan keputusan – keputusan pelayanan koperasi
3. Tugas koperasi dengan kemampuan manajemen koperasi


Keberhasilan perkembangan koperasi ditentukan oleh 3 faktor , Yaitu :
a) Partisipasi anggota
b) Profesionalisme manajemen
c) Faktor Eksternal
Tingkat partisipasi anggota ditentukan oleh beberapa faktor , Yaitu :
a) Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi baik secara ekonomis maupun nonekonomis
b) Karakter dan/ atau motivasi individu baik secara utilitarian maupun normatif


6. Pendekatan Sistem pada Koperasi
    Menurut Draheim koperasi mempunyai sifat ganda yaitu:
    - organisasi dari orang-orang dengan unsur eksternal ekonomi dan sifat-sifat sosial (pendekatan sosiologi).
    - perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa dalam ekonomi pasar (pendekatan neo klasik).
   Interprestasi dari Koperasi sebagai Sistem
   Kompleksitas dari perusahaan koperasi adalah suatu sistem yang terdiri dari orang-orang dan alat-alat teknik. Sistem ini dinamakan sebagai Socio technological system yang selanjutnya terjadi hubungan dengan lingkungan sehingga dapat dianggap sebagai sistem terbuka, sistem ini ditujukan pada target dan dihadapkan dengan kelangkaan sumber-sumber yang digunakan
• Cooperative Combine
   Adalah sistem sosio teknis pada substansinya,  sistem terbuka pada lingkungannya, sistem dasar target pada tugasnya dan sistem ekonomi pada penggunaan sumber-sumber.


   Semua pelaksanaan dalam keseluruhan kompleks dan pengaruh eksternal, dipengaruhi oleh
hubungan sistem, demikian juga dilihat dari sudut pandang ekonomi, tidak cukup hanya melaksanakan koperasi secara ekonomis saja,  tetapi juga berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota tetapi juga berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota dengan manajemen perusahaan koperasi dalam lapangan lain.
Contoh Cooperative Interprise Combine : Koperasi penyediaan alat pertanian, serba usaha, kerajinan, dan industri.


Tugas usaha pada Sistem Komunikasi (BCS)
     The Businnes function Communication  System (BCS) adalah sistem hubungan antara unit-unit usaha anggota dengan koperasi yang berhubungan dengan pelaksanaan dari perusahaan koperasi untuk unit usaha anggotaa mengenai beberapa tugas perusahaan.
Sistem Komunikasi antar anggota (The  Interpersonal Communication System (ICS)
    ICS adalah hubungan antara orang-orang yang berperan aktif dalam unit usaha anggota dengan koperasi yang berjalan. ICS meliputi pembentukan/terjadi sistem target dalam koperasi gabungan.
Sistem Informasi Manajemen Anggota
    Koordinasi dari suatu sistem yang ada melicinkan jalannya Cooperative Combine (CC), koordinasi yang terjadi selalu lewat informasi dan dengan sendirinya membutuhkan informasi yang baik.
    Manajemen memberikan informasi pada anggota,  informasi yang khusus untuk penganalisaan hubungan organisasi dan pemecahan persoalan seoptimal mungkin.
Dimensi struktural dari Cooperative  Combine (CC)
    Konfigurasi ekonomi dari individu membentuk dasar untuk pengembangaaan lebih lanjut. Sifat-sifat dari anggota Æ sifat dari orang atau anggota organisasi serta sudut pandang anggota. Intensitas kerjasama Æ semakin banyak anggota semakin tinggi intensitas kerjasama atau tugas manajemen
    - Distribusi kemampuan dalam menentukan target  dan pengambilan keputusan.
    - Formalisasi kerjasama, fleksibilitas kerjasama dalam jangka panjang dan dapat menerima dan menyesuaikan perubahan.
    - Stabilitas kerjasama.
    - Tingkat stabilitas dalam CC ditentukan oleh sifat anggota dalam soal motivasi, kebutuhan bergabung dan lain-lain.


sumber : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/pola-manajemen-koperasi


www.gunadarma.ac.id

Sisa Hasil Usaha

        1. Pengertian Sisa Hasil Usaha
    Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut :
    Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat AnggotaBesarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART KoperasiBesarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasiSemakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.


Informasi Dasar
Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut.
   1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
   2. Bagian (persentase) SHU anggota
   3. Total simpanan seluruh anggota
   4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota
   5. Jumlah simpanan per anggota
   6. Omzet atau volume usaha per anggota
   7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
   8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota


         2. Rumus Pembagian Sisa Hasil Usaha
Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwaPembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.


Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut: Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%, dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.
Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.

SHU Per Anggota
SHUA = JUA + JMA
Di mana :
SHUA  = Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA     = Jasa Usaha Anggota
MA      = Jasa Modal Anggota 
SHU Per Anggota dengan Model Matematika 
SHU Pa =   Va    x JUA +     S a  x  JMA
        -----                -----
        VUK              TMS  
Dimana :
SHU Pa : Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA       : Jasa Usaha Anggota
JMA      : Jasa Modal Anggota
VA        : Volume usaha Anggota (total transaksi anggota)
UK        : Volume usaha total koperasi (total transaksi      Koperasi)
Sa          : Jumlah simpanan anggota
TMS      : Modal sendiri total (simpanan anggota total)

3. Prinsip - Prinsip Pembagian SHU Koperasi
    1.SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
    2.SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
    3.Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
    4.SHU anggota dibayar secara tunai 

sumber : ahim.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9895/BAB+5.+SHU.ppt

www.gunadarma.ac.id