Sabtu, 29 Oktober 2011

Pemasaran

1. Pengertian Pasar dan Pemasaran
    Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau lebih jelasnya, daerah, tempat, wilayah, area yang mengandung kekuatan permintaaan dan penawaran yang saling bertemu dan membentuk harga.
    Pemasaran adalah proses perpindahan barang dan / atau jasa dari produsen ke konsumen, atau semua kegiatan yang berhubungan dengan arus barang dan / atau jasa dari produsen ke konsumen.

2. Jenis-jenis Pasar

Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya. Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata ataupun pasar tidak nyata(abstrak).  Maka kita lihat penjabaran berikut ini:
  • Pasar Nyata.
          Pasar nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.
  • Pasar Abstrak.
          Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.

Jenis pasar menurut cara transaksinya. Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern.
  • Pasar Tradisional
          Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.
  • Pasar Modern
          Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.

Jenis – Jenis Pasar menurut jenis barangnya. Beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu , misalnya pasar hewan,pasar sayur,pasar buah,pasar ikan dan daging serta pasar loak.

Jenis – Jenis Pasar menurut keleluasaan distribusi. Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi:
  • Pasar Lokal
  • Pasar Daerah
  • Pasar Nasional dan
  • Pasar Internasional
3. Konsep-konsep Inti Pemasaran
    a. Kebutuhan
        Suatu keadaan perasaan yang membutuhkan pemenuhan terhadap sesuatu, seperti makanan, pakaian, perumahan, harga diri, rasa aman, dan kasih sayang.
    b. Keinginan
        Kebutuhan yang dibentuk oleh budaya dan pribadi seseorang.
    c. Permintaan
        Kebutuhan/keinginan manusia yang didukung oleh daya beli
    d. Produk
        Sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan, ataupun dikonsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan atau keinginan.
    e. Pertukaran
        Kegiatan untuk memperoleh barang/jasa yang diinginkan dari pihak lain.
    f. Transaksi
       Transaksi mengandaikan adanya nilai-nilai yang dipertukarkan diantara dua pihak.
   g. Pasar
       Himpunan pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk.

4. Manajemen Pemasaran
   a. Keadaan Permintaan dan Tugas Pasar
  • Permintaan Negatif ( negative demand )
          Sebagian besar pasar tidak menyukai produk, bahkan berupaya untuk menghindarinya. Orang mempunyai permintaan negatif terhadap vaksinasi, tambal gigi, ataupun operasi usus buntu. Tugas pemasar adalah menganalisis mengapa pasar tidak menyukai produk, dan apakah suatu program pemasaran dapat mengubah kepercayaan dan sikap pasar melalui perencanaan kembali produk, harga yang lebih rendah, dan promosi yang lebih positif.
  • Tidak Ada Permintaan ( no demand )
          Konsumen bisa sajatidak tertarik terhadap produk yang ditawarkan karena merasa tidak memilki kepentingan terhadap manfaatnya. Tugas pemasar adalah menemukan cara untuk menghubungkan manfaat produk dengan kebutuhan dan minat pasar.
  • Permintaan Terpendam ( latent demand )
          Banyak konsumen yang memiliki hasrat kuat terhadap sesuatu yang tidak dapat dipuaskan oleh produk atau jasa yang ada. Tugas pemasaran adalah mengukur besarnya pasr potensial ini dan mengembangkan barang serta jasa yang akan memuaskan permintaan terhadap produk tersebut.
  • Permintaan yang Menurun ( falling demand )
          Setiap organisasi, cepat atau lambat, menghadapi menurunnya permintaan terhadap satu atau lebih produknya. Tugas pemasaran adalah meningkatkan kembali permintaan yang menurun melalui upaya pemasaran kembali produk bersangkutan dengan cara yang kreatif.
  • Permintaan yang tidak teratur ( irregular demand )
          Banyak organisasi menghadapi permintaan yang berubah-ubah menurut musim, hari atau bahkan jam, sehingga penggunaan kapasitas pun menjadi berkurang, menganggur atau bahkan berlebihan. Tugas pemasaran adalah menemukan cara untuk mengubah pola waktu permintaan melalui cara penentuan harga yang lebih fleksibel, promosi, dan rangsangan lainnya.
  • Permintaan Penuh ( full demand )
          Suatu organisasi menghadapi permintaan penuh apabila organisasi itu puas terhadap volume usaha atau hasil yang telah dicapainya, terutama menyangkut jumlah permintaan yang diharapkannya. Tugas pemasaran adalah mempertahankan tingkat permintaan ini di tengah perubahan selera konsumen serta meningkatnya persaingan.
  • Permintaan yang Berlebihan ( overfull demand )
          Beberapa organisasi menghadapi tingkat permintaan yang lebih tinggi daripada yang dapat atau ingin dilayaninya. Tugas pemasaran adalah melakukan demarketing, yaitu menemukan cara untuk mengurangi permintaan sementara maupun permanen, seperti dengan menaikkan harga, mengurangi promosi, ataupun aktivitas pelayanan.
  • Permintaan yang Tidak Sehat ( unswholesome demand )
          Produk-produk yang tidak sehat akan memunculkan upaya yang terorganisasi untuk mengurangi ataupun mencegah penggunaanya. Tugas pemasaran adalah  mengajak oarang yang menggemari produk-produk ini untuk mengurangi atau meninggalkannya, dengan peningkatan harga, memberikan ancaman bagi yang menggunakan, maupun mengurangi ketersediaan produknya.

  b. Falsafah Manajemen Pemasaran
      Falsafah manajemen pemasaran diimplementasikan dalam bentuk konsep untuk memudahkan pemahaman, yaitu :
  • Konsep Produksi
          Konsumen akan menyukai produk-produk yang terjangkau oleh kemampuan mereka.
  • Konsep Produk
          Konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan mutu, penampilan, maupun keistimewaan dibandingkan produk sejenis.
  • Konsep Penjualan
          Konsumen tidak akan membeli produk, jika organisasi tidak melakukan usaha-usaha promosi dan penjualan.
  • Konsep Pemasaran
          Kejelian dalam menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta mengupayakan pemenuhan kepuasan yang lebih baik ketimbang apa yang dilakukan pesaing.
  • Konsep Pemasaran Kemasyarakatan
          Tugas organisasi berhubungan dengan penentuan kebutuhan, keinginan, serta minat pasar sasaran dan untuk memberikan kepuasan yang lebih efisien dan efektif daripada pesaing dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat secara keseluruhan.

5. Bauran Pemasaran ( Marketing Mix)
    Bauran pemasarn adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain.
    a. Produk
        Barang atua jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat  memenuhi keinginan atau kebutuhan.
    b. Harga
        Sejumlah kompensasi ( uang maupun barang, kalau mungkin ) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.
    c. Saluran Distribusi
        Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen.
    d. Promosi
        Kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan.

6. Tujuan Sistem Pemasaran
    a. Memaksimalkan konsumsi
    b. Memaksimalkan kepuasan konsumen
    c. Memaksimalkan pilihan
    d. Memaksimalkan kualitas hidup

7. Pendekatan dalam Mempelajari Pemasaran
    a. Pendekatan serba barang ( Commodity Approach ), melibatkan studi tentang bagaimana produk-produk tertentu ( produk pertanian, pertambangan, ataupun lainnya ) berpindah dari produsen ke konsumen.
    b. Pendekatan institusi ( Institutional Approach ), mempelajari pemasran dari segi organisasi/lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemasaran.
    c. Pendekatan fungsional ( Functional Approach ), tergantung pada macam produk dan kebiasaan dalam perdagangan.
    d. Pendekatan manajerial ( Managerial Approach ), mempelajari pemasaran berdasarkan pendapat manajer serta keputusan yang diambilnya.
    e. Pendekatan sosial ( Social Approach ), memberikan perhatian pada kontribusi sosial dan biaya yang timbul akibat aktivitas pemasaran.


sumber : Pengantar Bisnis ( M. Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus Y.E.F ), PT.Gramedia Pustaka Utama             
              http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html

www.gunadarma.ac.id
       
       

Kamis, 27 Oktober 2011

Manajemen dan Organisasi

1. Pengertian dan Peranan Manajemen
   a. Pengertian Manajemen
        Manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya manusia manusia dan sumber daya lainnya.

   b. Latar Belakang Sejarah Manajemen
       Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Beberapa orang melihatnya (dengan definisi) sebagai konseptualisasi modern akhir (late modern conceptualization). Dalam istilah tersebut manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi aktivitas mirip-manajemen di masa pra-modern. Beberapa penulis melacak perkembangan pemikiran manajemen pada pedagang-pedagang Sumeria dan pembangun piramid Mesir.
      Para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi permasalahan eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung namun terkadang suka melawan (memaksa otoritas), namun banyak perusahaan pra-industri, dengan skala mereka yang kecil, tidak merasa terdorong ungtuk menghadapi permasalahan manajemen secara sistematis. namun, inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab (abad ke-5 hingga ke15) dan kodifikasi kesekretariatan entri-ganda (1494) menyediakan perangkat untuk penilaian, perencanaan dan kendali manajemen.


Abad 19
       Bidang pelajaran manajemen berkembang dari kondisi ekonomi di abad ke-19. Pelaku Ekonomi klasik seperti Adam Smith dan John Stuart Mill memberikan teori alokasi sumber daya, produksi dan penetapan harga. Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James Watt, dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti standarisasi, prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan kerja.
       Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M. Laughlin dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dan kontrol pengembangan pekerja.
Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori manajemen. Pada 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka secara keseleruhan berdasarkan sains


Abad 20
       Teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun 1920. Orang seperti Henry Fayol dan Alexander Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan hubungan satu sama lain. Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi. H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan teori mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:

  • Manajemen Sumber daya manusia
  •  Manajemen operasi atau produksi
  •  Manajemen strategi
  •  Manajemen pemasaran
  •  Manajemen keuangan
  • Manajemen informasi teknologi
 c. Fungsi dan Proses Manajemen
     Proses dan fungsi manajemen meliputi tiga proses kelompok kegiatan :
  • Kegiatan Perencanaan
1. Penetapan Tujuan
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran harus realistic, memiliki tujuan yang jelas, terukur, terdapat kesepakatan bagi yang terlibat dan mempunyai kerangka waktu.
2. Perencanaan
Perencanaan dapat diartikan sebagai permalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bentuk dari perencanaan berupa perencanaan prosedur, perencanaan metode kerja, perencanaan standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya, perencanaan kegiatan dan jadwal.
Perencanaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
- Perencanaan Umum
- Perencanaan Partisipatif
Perencanaan merupakan alat manajemen, sehingga perencanaan harus mampu menjadi pandua strategis dalam mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. SPPN bertujuan mendukung koordinasi antar pelaku pembnagunan, menjamin terciptanya integrasi, sinkrinisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, anatr fungsi pemerintah maupun antar pusat dan daerah. Selain itu juga mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Proses Perencanaan
- Proses Politik
- Proses Teknokratik ® perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional
- Proses Partisipatif ® melibatkan masyarakat
- Proses Bottom-Up dan Top-Down
Tahap Perencanaan
- Penyusunan Rencana
- Penetapan Rencana
- Pengendalian Pelaksanaan Rencana
- Evaluasi Kinerja
Penyusunan dan Penetapan PJP
Merancang rencana dengan proses teknokratik oleh Bappenas atau Bappeda. Musrenbang denga bahan Rancangan Rencana dengan melibatkan masyarakat atau stakeholders. Penyusunan Rencana Akhir dan dilanjutkan dengan Penetapan Rencana (RPJP Nasional ® UU, RPJP Daerah ® Perda)
Penyusunan dan Penetapan RPJM
Dirancang oleh Bappenas/da dan Kemen/Lemb/SKPD yang kemudian digunakan sebagai pedoman penyusunan rancangan RKP/RKPD
Penyusunan dan Penetapan RKP/D
Digunakan sebagai pedoman penyusunan rancangan APBN
3. Pengorganisasian
Kegiatan ini berujuan melakukan pengaturan dari peneglompokan kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
  • Kegiatan Pelaksanaan
1. Pengisian Staf
Sesuai tidaknya pelaksanaan suatu proyek, sanagt didukung oleh personil yang berkompeten dan profesional dibidangnya.
2. Pengarahan
· Kegiatan Pengendalian
1. Pengawasan
Pengawasan diartikan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan proyek sesuai dengan prosedur atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Pengendalian
Esensi pengendallian adalah membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi. Pemantauan kegiatan adalah membandingkan antara standar dari rencana dengan hasil yang telah dicapai. Sehingga bila hasil pekerjaan tidak sesuai dengan rencana perlu dilakukan tindakan perbaikan.

d. Ciri-ciri Manajer Profesional 
          Ciri-ciri manajemen profesional dalam pengembangan mutu SDM dapat dilihat dari sisi operasional dan  manajerial yakni:
1)  Berbudaya korporat: transparansi, independensi,  responsif, akuntabilitas, dan kejujuran. 2)  Dukungan manajemen puncak.
3)  Bermanfaat untuk kepentingan internal dan juga eksternal organisasi. 
4)  Berorientasi   ke masa depan dengan pendekatan holistik. 
5)  Berdimensi jangka panjang dan bersinambung. 
6)  Sistem nilai-prinsip efisiensi dan efektivitas. 
7)  Dilakukan secara terencana/terprogram.    
8)  Monitoring dan evaluasi serta umpan balik. 
9)  Dilakukan oleh pelaku dan tentunya pimpinan unit yang memiliki:
      a.  kompetensi atau keakhlian dan pengalaman panjang di bidangnya. 
      b.  sifat haus pada tantangan-tantangan.
      c.  sikap dan ketrampilan inovatif, kreatif, inisiatif dan efisien.
      d.  integritas tinggi. 
      e.   sifat menghargai profesi lain. 
      f.   sifat yang selalu siap menghadapi setiap resiko. 
      g.  bertanggungjawab atas setiap kata dan perbuatannya. 
10) Penggunaan teknologi tepatguna.
 11) Kepemimpinan dalam membangun komitmen. 
12)  Partisipasi aktif semua anggota. 
13)  Kerjasama Tim. 
14) Pemberian penghargaan pada tiap karyawan yang berprestasi (kompensasi termasuk peluang pendidikan-pelatihan lanjutan dan promosi karir). 
15) Persuasi pada karyawan yang kurang berprestasi untuk menjadi yang terbaik melalui konsultasi-bimbingan dan pendidikan-pelatihan bersinambung.

2. Organisasi
     a. Definisi Organisasi
         Organisasi adalah bentuk perserikatan untuk mencapai tujuan bersama.

     b. Pentingnya Mengenal Organisasi
         Kita selalu berkaitan dengan organisasi, tim olah raga dan organisasi sosial,kelompok keagaamaan,bahkan kelompok binatang pun ada, seperti lebah,semut, rayap.Perusahaan kecil, fungsi pengorganisasian sederhana, misal : toko kelontong, manajer-pemilik toko mempekerjakan beberapa orang melayani pembeli, membersihkan, mengatur barang, serta menjaga toko.
 
     c. Bentuk-bentuk Organisasi
         Organisasi Lini
         Garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dan bawahan.
Ciri-cirinya :
  • Jumlaj karyawan sedikit
  • Manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana
  • Sarana dan alatnya terbatas
  • Hubungan atasan dan bawahan bersifat langsung 
  • Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah top manager 
      Organisasi Fungsional
      Wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus
Ciri-cirinya :
  • Organisasi kecil
  • Terdapat kelompok kerja staf ahli
  • Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
  • Target yang hendak dicapai jelas dan pastiPengawasan ketat
      Organisasi Garis dan Staff
      Pelimpahan wewenang secara vertikal dari pimpinan ke kepala bagian dibawahnya serta masing-masing pejabat, manajer ditempatkan satu atau pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasihat, misal : kearsipan, keuangan, personel.
Ciri-cirinya :
  • Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya langsung
  • Karyawan banyak
  • Organisasi besarAda 2 kelompok kerja organisasi sehingga ditekankan adanya spesialisasi :
         -Personel Lini
         -Personel Staff
 
Organisasi Fungsional dan Garis
      Wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.
Ciri-cirinya :
  • Tidak tampak pembedaan tugas pokok dan bantuan
  • Spesialisasi praktis pada pejabat fungsional
  • Pembagian kerja dan pelimpahan wewenang tidak membedakan perbedaan tingkat eselon 
Organisasi Matrik
      Disebut juga sebagai Organisasi Manajemen Proyek yaitu penggunaan struktur organisasi menunjukkan di mana para spesialis yang punya ketrampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan proyek yang harus diselesaikan.
 
Organisasi Komite
      Tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh kelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan plurastic manajemen.
Terdiri dari :
- Executive Committe (Pimpinan Komite)
  Anggotanya mempunyai wewenang lini
- Staff Committe
  Orang-orang yang hanya mempunyai wewenang staf
 
    d. Prinsip-prinsip Organisasi
        Agar organisasi berjalan dengan baik, diperlukan pedoman atau prinsip dalam melaksanakan kegiatannya,. Prinsip-prinsip organisasi adalah :
  • Perumusan tujuan dengan jelas
  • Pembagian tugas
  • Delegasi kekuasaan
  • Rentangan kekuasaan 
  • Tingkat-tingkat pengawasan
  • Kesatuan perintah dan tanggungjawab
  • Koordinasi
    e. Keterampilan Manajemen yang Dibutuhkan
  1.  Keterampilan konseptual (conceptional skill)
    Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
  2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
    Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
  3. Keterampilan teknis (technical skill)
    Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
  1. Keterampilan manajemen waktu
    Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
  2. Keterampilan membuat keputusan
    Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
sumber : http://ronawajah.wordpress.com/2007/05/13/manajemen profesiona 
              http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/pengantar-bisnis/manajemendan  organisasi
              http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen 
              http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/2-sejarah-manajemen.pdf
              http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2136092538649387879

www.gunadarma.ac.id